Jumat, 25 Mei 2012

Adam Bukan Manusia Pertama


Ada kesepakatan mayoritas manusia yang ada di bumi ini mengenai Adam, yaitu Adam sebagai manusia pertama, atau bisa di katakan sebagai bapak bagi manusia yang ada di bumi, dan Hawa (Eve) sebagai ibu yang pertama-nya. Bila demikian pemahamannya, berarti tidak ada ras manusia sebelum Adam, dan seharusnya memang begitu. 

Walaupun untuk mendukung pemahaman tersebut  menjadi keyakinan massal, butuh banyak sekali yang di korbankan. Sebut saja dari informasi yang ada dalam Kitab Suci, bukti-bukti peninggalan sejarah, dan juga teori-teori ilmiah yang ada, bisa di katakan sesungguhnya sangat bertolak belakang dengan doktrin ini.

Marilah sama-sama  kita singkap satu per satu bukti-bukti yang melemahkan keyakinan massal ini:
1.   Dari informasi yang ada di kitab suci
Baiknya kita memulai penyingkapan kita ini dari sumber yang di yakini kebanyakan orang yang meyakini pemahaman ini, yaitu dari Kitab-kitab Suci yang ada, terutama yang berasal dari 3 agama besar saat ini (Taurat, Injil, dan Al-Quran). Karena dengan alasan ada dalam Kitab Suci, maka keyakinan yang mereka miliki bisa mempengaruhi ilmuan yang berpikir ilmiah sekalipun.

Bagi orang Islam, ada ayat yang sering di jadikan argumentasi mereka tentang keyakinan ini. Yaitu dalam surat Al-Baqoroh ayat 30, yang di tafsirkan peristiwa di dalam ayat tersebut adalah proses pengangkatan Adam menjadi Kholifah di bumi, yang di hadiri oleh para Malaikat, adalah ayat yang menerangkan proses penciptaan Adam sebagai manusia pertama .

Padahal kalau kita mau meneliti lebih dalam, pada ayat tersebut tidak ada satu katapun yang menyiratkan penciptaan Adam sebagai manusia yang pertama. Justru sebenarnya adalah proses pengangkatan Adam menjadi seorang pemimpin bagi manusia.

Disinilah menariknya, mungkinkah Adam sebagai manusia pertama yang di angkat oleh Tuhan Semesta Alam sebagai pemimpin, akan tetapi dia hanya sendirian, padahal bukankah seorang pemimpin (apalagi yang mengangkat langsung Allah SWT, pastinya beliau adalah seorag Nabi/ Rosul) hanya memimpin dirinya sendiri? Jawabannya sudah pasti tidak mungkin, karena seorang Nabi dan Rosul pasti memimpin masal manusia menuju jalan kebenaran.

Kedua, yang patut di cermati juga adalah dialog Malaikat dengan Allah SWT ketika menginformasikan kepada para Malaikat mengenai rencana-Nya yang akan mengangkat Adam menjadi Kholifah di muka Bumi.  Lantas, Dewan Malaikat pun protes dengan menyatakan "Mengapa Engkau hendak menjadikan Khalifah di Bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan sering menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"

Dari pernyataan Malaikat itu, seharusnya kita tahu bahwa manusia itu suka berbuat kerusakan di bumi dan melakukan pertumpahan darah (perang). Nah, mungkinkah Malaikat menyatakan demikian, namun dia belum pernah melihat perilaku manusia sebelumnya? Justru kenapa Malaikat bertanya seperti itu, karena dia sudah pernah menyaksikan kelakuan-kelakuan manusia sebelum Adam, yang dengan nafsu-nya meng-exploitasi bumi untuk kepentingan pribadi dan golongan-nya, dan juga banyak melakukan peperangan.

Lengkapnya bunyi ayat tersebut adalah:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Di dalam Taurat khususnya dalam Kitab Kejadian yang bayak membahas penciptaan, juga tidak ada penjelasan sama sekali  yang menyiratkan Adam sebagai manusia pertama. Dalam kitab itu hanya di ceritakan Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya setelah langit dan bumi beserta isinya telah sempurna di ciptakan. Kemudian Allah menciptakan Taman Eden di sebelah timur.

Dan sama sekali tidak di katakan di situ manusia pertama itu adalah Adam. Di ceritakan-nya Adam setelah di ceritakan penciptaan langit dan bumi bukan mengindikasikan Adam sebagai manusia pertama. Apalagi drama Adam dan Hawa yang di lemparkan dari surga, yang katanya berada di atas bumi, akibat Hawa memakan buah pohon larangan adalah karangan belaka, karena di kitab itu Tuhan menciptakan Taman Eden di bumi bukan di tempat lain. Juga di Kitab-kitab yang lain, tidak ada yang meyatakan Adam sebagai manusia yang pertama di muka bumi.

2.   Dari segi peninggalan masa lalu
Awal kehidupan di bumi kalau di hitung dari periode kenabian yang ada dalam kitab-kitab suci (khususnya Perjanjian Lama yang secara spesifik menjelaskan tahun kejayaan para Nabi dan Rasul) hanya berumur kurang lebih 10.000 tahun yang lalu. Umur tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan Rohaniawan, walau demikian angkanya tidak lebih dari kisaran 12.000 tahun yang lalu.

Sebagaimana pendapat, seorang agamawan dari Irlandia, yang bernama James Ussher, yang berpendapat kemunculan Nabi Adam terjadi pada sekitar tahun 4.004 SM. Selain itu seorang Sejarawan, yang bernama Josephus, menyatakan bahwa manusia pertama itu muncul pada sekitar tahun 5.411 SM, sementara seorang ilmuan, bernama ‘Adil Thaha Yunus, memperkirakan Nabi Adam muncul pada sekitar 5.872 SM.

Sedangkan fakta dari peninggalan keberadaan manusia telah ada jauh sebelum tahun-tahun yang di sebutkan di atas. Sebut saja Peradaban Lembah Sungai Indus di India yang sudah ada pada tahun 6.000 SM – 7.000 SM. Di Iran pada 7.000 SM, manusia telah mengenal almunium. Dan di Cina pada 7.000 SM, manusia sudah mengenal bercocok tanam.

Berdasarkan  bukti peninggalan manusia pun, keberadaan-nya diperkirakan telah ada sebelum 200.000 tahun yang lalu, bahkan ada ahli yang ber pendapat  umat manusia telah ada sejak jutaan tahun yang lalu. Hal itu tentunya didukung oleh beberapa penemuan arkeologis, seperti penemuan kerangka Homo Sapiens (manusia modern) yang berumur 195.000 tahun.

Penemuan artefak di Pegunungan Coso pada tahun 1961-pun menyiratkan umur manusia sudah ada sejak ratusan ribu tahun. Artefak yang berbentuk seperti busi (inti logam yang berbalut keramik, dan ditutup kayu segi enam) itu, dan menurut para ahli berumur kurang lebih 500.000 tahun.

Belum lagi ditemukannya sebuah peralatan besi yang menyerupai bor, yang di temukan di dalam bongkahan batu bara di penggalian batu bara di Skotlandia pada tahun 1852, yang pastinya berumur jutaan tahun yang lalu karena ada di dalam bongkahan batubara. Dan masih banyak bukti-bukti ilmiah yang lain, yang cukup membuktikan keberadaan manusia sebelum periode Adam.  

3.   Dari Segi Teori-teori Ilmiah
Biar bagaimanapun Hukum Tuhan yang sudah ditetapkan pada setiap mahluknya, tidak akan pernah berubah sampai kapanpun. Sebab, apabila ada salah satu kasus kemudian Tuhan merubah hukum yang sudah di tetapkannya, berarti Tuhan melanggar apa yang sudah ditetapkannya sendiri. Tentunya itu bukanlah sifat dari Tuhan, dan tidak ada satupun Hukum Tuhan yang tidak Ilmiah.

Hal ini pun sama seperti proses penciptaan Adam, tidak mungkin Tuhan menciptakan Adam seperti seorang pembuat tembikar membuat kerajinan tangan. Membentuknya dari tanah liat sehingga berbentuk manusiautuh lalu di tiupkan ruh, kemudian menjadi hidup.

Padahal Tuhan sudah menetapkan dalam kitab suci-Nya Al-Quran dalam Surat Al-Mu’minun ayat 12-14, begini firmannya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).  Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Jelas sekali Tuhan telah menetapkan proses penciptaan manusia  melalui tahapan-tahapan yang tidak boleh di lewatkan satu tahapan pun, karena bila demikian akan gagal bayi di lahirkan. Jadi suatu yang mustahil kalau Allah melanggar ketetapannya sendiri, dengan meciptakan Adam seperti pembuat tembikar.

Firman Tuhan di atas tentunya sejalan dengan Teori Kedokteran mengenai proses penciptaan manusia. Dimana prosesnya di awali dari bertemunya sperma dan ovum (zigot), dan sperma itu dikatakan berasal dari saripati tanah karena memang sel-sel pembentuk sperma adalah berasal dari yang di makan, dan semua yang dimakan manusia pasti berasal dari tanah.

Sampai sekarang, dogma Adam sebagai manusia pertama inilah yang merubah cara pandang kebanyakan orang hari ini. Banyaknya peninggalan masa lalu yang terungkap, mengharuskan kita untuk merubah cara pandang, sebab jika tidak akan selamanya kita membohongi diri, dan juga generasi kita.

Bukan dengan merevisi periode kenabian untuk mempertahankan dogma tersebut, sebab apabila hal tersebut dilakukan, sama saja dengan merombak total isi kandungan yang ada dalam kitab suci. Ataupun dengan membuat teori-teori untuk membantah penemuan-penemuan yang ada. Bahkan ilmuan yang ilmiah sekalipun dalam membuat teori terkendala dengan keyakinan Adam sebagai manusia pertama.


2 komentar:

  1. "MANUSIA" SEBELUM ADAM ADALALAH BASYAR JIN

    BalasHapus
  2. SEBELUM ADAM MENURUT AL-QURAN PENGHUNI BUMI ADALAH BASYAR YG MIRIP SEKALI DG ADAM YAITU BANGSA / BASYAR JIN YG TRNYATA BUKAN MAKHLUK HALUS / GAIB TETAPI NYATA SEPERTI KITA-KITA INI. PENJELASANNYA ADA DI BLOG SAYANDR ROMAS IDEA DG DALIL2 AQLI DAN NAQLI

    BalasHapus