Sabtu, 16 Juni 2012

Pengobatan Ekstrim Dengan Melubangi Kepala

Beberapa tengkorak yang di awetkan merupakan bukti kuat adanya praktek trepanning, atau melubangi tengkorak untuk pengobatan pada zaman dahulu. Praktik ini mungkin di maksudkan untuk mengusir roh-roh jahat yang menyebabkan pelbagai masalah mental atau penyakit, seperti migren dan ayan.  Di Eropa praktek melobangi tengkorak ini berlanjutt hingga abad ke-16. Kebiasaan ini juga di praktekkan di Afrika Utara, beberapa bagian di Asia, Selandia Baru, beberapa tempat di Kepulauan Pasifik, dan Amerika Selatan.

Dari berbagai alat yang digunakan untuk melubangi tengkorak, yang paling umum di gunakan adalah busur dari kayu yang lentur, dan bor. Seutas tali kulit dililitkan berulang kali pada bor. Pengebor meletakkan ujung bor di kepala yang hendak dib or dan memegang kuat-kuat ujung satunya, ia menggerakkan busurnya maju-mundur, sambil memutar bor ke kiri dan ke kanan hingga menembus tulang tengkorak.

Tangkai bor yang digunakan untuk melubangi tengkorak kepala terbuat dari kayu yang dihaluskan permukaannya, sedangkan ujungnya di buat dari bahan yang sangat keras supaya dapat melubangi tulang serapi mungkin. Tengkorak-tengkorak tertua yang memiliki lubang bekas bor berasal dari Zaman Batu, usianya sekitar 20.000 tahun. Lobang yang terdapat pada tengkorak tersebut tidak dibuat dengan bor, tetapi di iris dengan pisau atau alat pengerik yang tajam terbuat dari batu api. Orang Peru Kuno memakai pisau dari perunggu atau batu obsidian, sebuah batu hitam berkilauan. Kadang-kadang mereka menutupi luka tersebut dengan kulit kerang, labu, atau bahkan sepotong perak atau emas.

Tengkorak Yerikho 4000 tahun yang lalu
Praktik pemboran tengkorak masih dilakukan hingga kini, yaitu dalam bedah otak,, hanya saja bor dan gergaji listrik yang digunakan berketepatan tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar